Minggu, 30 Agustus 2009

Rencong

Rencong merupakan senjata tradisional dari Masyarakat Aceh yang terbuat(bahan baku) dari besi putih, kuningan dan tanduk kerbau (tanduk berwarna hitam atau putih). Pada masa penjajahan Belanda Rencong digunakan sebagai senjata berperang baik oleh kaum pria maupun kaum wanita. Namun semakin berkembangnya jaman rencong telah beralih fungsi yang tadinya sebagai senjata kini beralih fungsi sebagai cindera mata khas Aceh.
Rencong memiliki filosofi keislaman, dengan bentuk rencong yang memiliki bentuk kalimat dalam huruf Arab yang berbaca Bismillah. Gagang rencong berbentuk huruf ba, bujuran gagangnya berbentuk huruf mim, Pangkal besi lancip di dekat gagang mirip dengan huruf lam, sehingga keseluruhan, susunan huruf yang terbaca membentuk kalimat Bismillah.

Secara umum, ada empat macam rencong yang menjadi senjata andalan masyarakat Aceh yaitu:

Reuncong Meucugek :
Disebut reuncong meucugek karena pada gagang rencong tersebut terdapat suatu bentuk panahan dan perekat yang dalam istilah Aceh disebut cugek atau meucugek.

Reuncong Meupucok :
Reuncong ini memiliki pucuk di atas gagangnya yang terbuat dari ukiran logam yang pada umumnya dari gading atau emas. Bagian pangkal gagang dihiasi emas bermotif tumpal (pucok rebung) serta diberi permata ditampuk gagang, panjang keseluruhan rencong sekitar 30 cm. Sarung rencong juga dibuat dari gading serta diberi ikatan dengan emas. Bilah terbuat dari besi putih.

Reuncong Pudoi :
Istilah pudoi dalam masyarakat Aceh adalah sesuatu yang dianggap masih kekuranan atau masih ada yang belum sempurna. Gagang rencong ini hanya lurus saja dan pendek sekali. Jadi, yang dimaksud pudo atau yang belum sempuna adalah pada bentuk gagang rencong tersebut.

Reuncong Meukure:
Perbedaan rencong dengan rencong jenis lain adalah pada mata rencong. Mata rencong diberi hiasan tertenu seperti gambar ular, lipan bunga dan lainnya.

Tidak ada komentar: